Dikutip dari: http://www.ayahbunda.co.id/
Orang tua seringkali dibuat pusing oleh
sikap anak yang sulit diajar untuk menghargai orang lain. Bagaimana
cara tepat melakukannya?
Hans Grothe, penulis rubrik khusus pengasuhan anak majalah
Eltern di Jerman dan pakar perkembangan anak, mengkritik pola
pengasuhan yang selama ini diterapkan orang tua. Pola pengasuhan ini
terlalu menekankan pada nilai-nilai seperti kemandirian, rasa percaya
diri dan kemampuan untuk berprestasi yang notabene berpusat pada diri
sendiri. Oleh sebab itu seringkali nilai altruistic, mementingkan orang
lain, terabaikan. Bukankah nilai ini penting pula dalam pembentukan diri
anak sebagai pribadi yang utuh?
Jangan jemu mengingatkan.
Apakah perilaku yang altruistik seperti fair, sopan, berempati, berbagi
dan membantu orang lain harus dipelajari anak dengan mendengar
penjelasan orang tua seiring mulainya anak mengenal sosialisasi?
Bagaimana jika orang tua sudah memberi contoh perilaku yang altruistik
itu dalam kesehariannya? Tidakkah ini cukup?
Terangkan dengan alasan.
Grothe berpendapat tidak demikian. Menurutnya, model perilaku memang
penting dalam pembentukan diri anak. Tapi, orang tua masih punya tugas
lain, yaitu tidak jemu menerangkan dan menerangkan kembali alasan
mengapa nilai seperti sopan santun, sikap fair, dan perhatian pada orang
lain perlu dilakukan.
Mengapa demikian? Tanpa menerangkan, orang
tua seolah-olah memberikan lampu hijau pada kesalahpahaman yang dialami
anak dalam interaksinya sehari-hari. Bukan tidak mungkin anak akan
merasa kecewa bila harus, misalnya, berbagi tanpa tahu untuk apa
sebenarnya ia melakukan hal itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar